Hingga kini masih banyak yang bilang menunda-nunda nikah dengan alasan,
nikah jadi penghambat mimpi para wanita. Sehingga, tak jarang muncul komentar,
"Siapa suruh nikah dulu, jadi nggak bisa kerja, nggak bisa ngelanjutin
kuliah, cuma jadi ibu rumah tangga padahal sudah sarjana.
Ketika banyak yang bertanya, "apa gak sayang kuliah setinggi itu tapi pada akhirnya hanya menjadi ibu rumah tangga?" seorang muslimah sejati tak akan enggan untuk menjawab," I'm a full time mom and wife at home and I love it." - Ahmad Rifa'i Rif'an-
Apakah salah perempuan dengan pendidikan yang tinggi pada akhirnya memilih
fulltime jadi ibu rumah tangga?. Menurut saya tidak. Yang membuatnya merasa
tabu a
dalah konsep pendidikan formal yang selama
ini belum diresapi dengan bijak. Pendidikan tinggi identik dengan karir yang
elite. Padahal kuliah adalah satu cara menuntut ilmu guna menunjang tugas-tugas
besar di masa depan. Bukan sekedar demi profesi, tapi menjadi ibu yang
menginspirasi.
Menjadi ibu adalah tugas yang tak bisa diremehkan. Itulah kenapa Islam
sangat memuliakan posisi ibu sedemikian tinggi. Tidak hanya mencetak prestasi, Tapi juga mencetak hebatnya generasi.
Buat para wanita bergelar sarjana yang pada akhirnya memilih fokus untuk menjadi ibu rumah tangga, atau para wanita bergelar sarjana yang sedang bingung mau tetap berkarir atau tidak jangan bimbang, pilihan melepas karirmu lalu fokus pada rumah taanggamu bukanlah ssebuah pilihan yang buruk.
Yang hebat itu adalah wanita bergelar sarjana tapi malah milih jadi ibu rumah tangga. Bukan wanita yang selalu bisa berkarir meski dirinya merupakan seorang ibu rumah tangga.
Banggalah Kamu Yang Bisa Menjadi Ibu Rumah Tangga, Sebab Tidak Semua Wanita Yang Bisa Berkarir Bisa Memutuskan Untuk Melepaskan Karirnya
Banggalah kamu yang bisa memutuskan untuk meenjadi ibu rumah tangga, banggalah kamu yang bisa melepas karirmu saat kamu menempati puncak kesuksesanmu hanya demi memilih merawat dan mengurus suami dan anak-ananya. Sebagian wanita karir diluar sana hanya bisa pasrah karena tak bisa menjadi ibu rumah tangga karena mereka masih belum bisa melepas karirnya.
Jangan Takut Sama Pertanyaan “Ngapain Kuliah Susah Susah Kalau Akhirnya Cuma Tinggal Di Rumah?”
Jangan malu sama cibiran orang ngapain dulu kuliah tinggi-tinggi dan mahal-mahal, kalau ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga juga. Kamu perlu tau bahwa menjadi ibu rumah tangga itu juga perlu memiliki pendidikan tingga, karena akan mengajari anak-anakmu.
Ingat ibu yang cerdas juga akan melahirkan anak-anak yang cerdas. Emang kamu mau anakmu menjadi orang bodoh enggakkan. Makanya sekolah setinggi-tingginya, ilmumu tetep gak sia-sia meski kamu hanya bisa menjadi ibu rumah tangga.
Gelar Sarjanamu Tidak Sia-Sia Meski Kamu Memutuskan Sepenuhnya Menjadi Ibu Rumah Tangga
Gelar sarjanamu tidak akan langsung menjadi sia-sia hanya karena kamu memutuskan untuk sepenuhnya jadi ibu rumah tangga. Menjadi ibu atau istri memang tidak butuh ijazah kayak ngelamar kerjaan, tapi menjadi ibu yang baik kamu butuh punya pengetahuan yang luas. Karenanya jelas bukan gelarm itu tidak sia-sia.
Sarjana Yang Memilih Profesi Ibu Rumah Tangga Itu Memang Luar Biasa, Saat Dia Memiliki Kesempatan Untuk Berkarir Dia Malah Memilih Untuk Berbakti
Wanita bergelar sarjana yang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga itu sangat luar biasa dan hebat bahkan bisa dikatakan lebih hebat dari wanita yang sedang duduk di posisi direktur. Hebat rasanya bukan? lulusan sebuah universitas ternama, sudah bekerja disebuah perusahaan yang besar serta memiliki gaji puluhan atau ratusan juta pertahun tapi malah milih menjadi ibu rumah tangga. Dia lebih memilih untuk berbakti ketimabang berkarir, dia sedang ingin menikmati indahnya surga dunia namun tetap menginginkan syurga setelah kematian.
Rasanya Memang Eman Bukan? Bila Mengingat Perjuanganmu Untuk Bisa Dapat IPK Tinggi Tapi Ujung-Ujungnya Ngurus Anak
Rasanya emang eman bila mengingat masa-masa kulaih bagaimana usaha kita untuk bisa mendapatkan IPK yang tinggi, dibuat rempong ngurus skripsi sama dosen yang kadang malah bikin ribet tapi pas lulus malah jadi ibu rumah tangga.
Kalau dipikir-pikir emang eman tapi bukankah kebersamaan bersama anak-anak, mendidiknya, menemani pertumbuhannya itu lebih eman. Bikin anak, melahirkan, serta membesarkannya menjadi anak yang tumbuh cerdas dan normal itu susah lo. Lebih susa dan ribet dari cuma bikin skripsi, prestasi yang kita dapatkan dibangku pendidikan.
Waktu Yang Dihabiskan Bersama Keluarga Tak Pernah Ada Yang Sia-Sia, Semua Bergantung Prioritasmu
Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia jika waktmu itu dihabiskan untuk bersama keluarga, merawat suami. Dan ketika kamu memutuskan untuk fokus pada keluargamu saat itu kamu memutuskan untuk menjadi wanita yang sesungguhnya.
Menjadi wanita yang menjadi istri bagi suaminya dan menjadi ibu bagi anak-anaknya. Kalau kamu memprioritaskan keluargamu pasti kamu tidak akan pernah merasa waktumu terbuang sia-sia.
Ada cerita, seorang lelaki dengan tulus menggendong ibunya yang lumpuh. Ia
memandikan, menyuapi makan, menyucikan dari hadas. Ia ikhlas melakukan itu
semua demi bakti seorang anak kepada ibunya. Entah apa yang membuat pemuda itu
bertanya kepada Umar bin Khattab dengan pertanyaan seperti ini, "Apakah
pengabdianku sudah cukup untuk membalas budi ibuku?"
Jawaban dari Umar sangat mengejutkan, "Tidak, tidak cukup! Karena kau
melakukan semua itu sembari menunggu kematiannya. Sementara ibumu, merawatmu
sembari mengharap kehidupanmu.
Ayah dan Bunda. Dua manusia keramat yang sangat dimuliakan oleh Allah.
Bahkan tak jarang bakti kepada kedua orang tua ditempatkan usai perintah ibadah
kepada Allah.
Ibu merupakan manusia keramat yang sangat dimuliakan-Nya. Budi dan kasihnnya
tak akan pernah terbalas. Doa seorang ibu adalah kalimat sakti bagi
anak-anaknya. Ya benar, doa orangtua tak boleh terabai. Tatkala kau mencium
tangan ibu lantas kau ucapkan permintaan," Bu, doakan aku agar segera
meraih hajatku." Lalu ibumu mengelus kepalamu sambil mengucapkan
doa," Iya, nak. Ibu doa kan semoga hajat baikmu segera terwujud."
Yakinlah malaikat-malaikat akan berbondong mempersiapkan diri, semesta pun
mempersiapkan diri. Mereka siap menerima perintah Tuhan untuk mendekatkanmu
pada suksesmu.
Masihkah kau meremehkan tugas agung itu? Tak inginkah kau menduduki posisi
istimewa itu? Menjadi ibu rumah tangga adalah pilihan yang harus dihormati. Ia
tak kalah mulia dibanding para pekerja. Tak kalah hebat dibanding wanita karir.
Sumber : duapah.com dan inspirasi pagi fanpage