Selamat Datang Sahabat Cemerlang

Rumah Belajar Cemerlang

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rumah Belajar Cemerlang

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rumah Belajar Cemerlang

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rumah Belajar Cemerlang

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rumah Belajar Cemerlang

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Thursday 31 August 2017

Hijabmu Mahkotamu

Banyak orang beranggapan percuma berhijab kalau masih melakukan maksiat, percuma berhijab kalau akhlaqnya masih buruk. Padahal berjilbab merupakan hal baik yang bisa muslimah lakukan agar terhindar dari hal-hal buruk. Kalaupun akhlak belum baik seutuhnya namun setidaknya sudah menghindari satu dosa dari dosa yang lain.
Bukannya tidak berhijab tidak baik, keduanya memang baik dan Allah tidak melihat hambanya dari yang berhijab ataupun tidak, memang yang terpenting hatinya, namun alangkah lebih baik bisa menjadi perempuan yang berhijab agar bisa terus menjadi pribadi yang semakin hari semakin lebih baik begitu pula hatinya.
Hijab atau jilbab yang menutupi tubuh muslimah merupakan salah satu syariat Allah Ta'ala yang Maha Bijaksana, karena hijab bisa menjaga kehormatan dan kesucian wanita, di samping bisa mengantisipasi terjadinya fitnah dan perbuatan keji.
Hijab atau jilbab adalah kewajiban dari Allah Ta'ala,  sungguh Allah Ta'ala telah memerintahkan NabiNya shallallaahu alaihi wasallam agar memerintahkan para wanita muslimah seluruhnya untuk mengenakan jilbab.
Allah Ta’ala berfirman:

{يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (59)

Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. Al-Ahzab: 59.
Di dalam ayat di atas jilbab akan menjaga muslimah dari gangguan orang yang jahat. "Seseorang yang berjilbab menunjukkan dia seorang yang baik dan terjaga kehormatannya", sehingga orang-orang fasik dan jahat tidak menginginkannya dan tidak muncul syahwatnya,  Kalaupun orang fasik itu menggoda atau mengajak wanita yg baik-baik berbuat keji, tentu akan ditolaknya.

 
Berbeda dengan wanita yang tidak berhijab, yang membuka aurat, orang fasik akan cenderung dan bersyahwat dengannya, *karena wanita yang membuka aurat, seakan-akan berkata, "Ini tubuhku, silakan dinikmati",* sehingga hal itu memicu lelaki fasik untuk bisa memuaskan syahwatnya kepada wanita yang tidak berjilbab itu, baik dengan pandangan, sentuhan bahkan sampai dengan berzina dengannya.
Jilbab juga membuat wanita yang mengenakan menjadi lebih suci hati dan jiwanya, karena performance luar wanita itu mencerminkan apa yang di dalam hatinya. *Seorang muslimah yang berhijab syar'i menunjukkan jati dirinya wanita yang baik, karena dhohirnya dia mau menjalankan perintah Allah Ta'ala. Sebaliknya wanita yang tidak berjilbab, menunjukkan dia wanita yang tidak baik, karena dhohirnya dia tidak mau menjalankan perintah Allah Ta'ala.* 
Allah Ta’ala berfirman:

{وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ}

Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. (Al-Ahzab: 53)

ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ

Cara yang demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka. (Al-Ahzab: 53).
Yakni apa yang telah Kuperintahkan kepada kalian dan apa yang telah Kusyariatkan kepada kalian tentang berhijab adalah lebih suci dan lebih baik bagi kalian. (Tafsir Ibnu Katsir).

Ayat di atas ditujukan kepada istri-istri Nabi shallallahu alaihi wasallam, namun hal itu juga ditujukan kepada kaum muslimah pada umumnya, *karena tujuan hijab wanita adalah untuk menjadikan hati lebih suci, siapa wanita muslimah yang tidak ingin suci hatinya?*
Apalagi istri-istri Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah sebagai contoh dan teladan bagi para wanita muslimah.
Oleh karena itu, wahai muslimah, pakailah jilbab, dan jangan anda tampakKAN auratmu kecuali kepada orang yang halal bagimu, yaitu suamimu dan bagian tertentu bagi mahrammu. Wallaahu a’lam.

Sumber:http://oktaviananendini.blogspot.co.id
Editor: http://rumahbelajarcemerlang.blogspot.co.id/

Tuesday 22 August 2017

Lulusan Sarjana Kok Jadi Ibu Rumah Tangga?


Hingga kini masih banyak yang bilang menunda-nunda nikah dengan alasan, nikah jadi penghambat mimpi para wanita. Sehingga, tak jarang muncul komentar, "Siapa suruh nikah dulu, jadi nggak bisa kerja, nggak bisa ngelanjutin kuliah, cuma jadi ibu rumah tangga padahal sudah sarjana.
Ketika banyak yang bertanya, "apa gak sayang kuliah setinggi itu tapi pada akhirnya hanya menjadi ibu rumah tangga?" seorang muslimah sejati tak akan enggan untuk menjawab,"  I'm a full time mom and wife at home and I love it." - Ahmad Rifa'i Rif'an-
Apakah salah perempuan dengan pendidikan yang tinggi pada akhirnya memilih fulltime jadi ibu rumah tangga?. Menurut saya tidak. Yang membuatnya merasa tabu adalah konsep pendidikan formal yang selama ini belum diresapi dengan bijak. Pendidikan tinggi identik dengan karir yang elite. Padahal kuliah adalah satu cara menuntut ilmu guna menunjang tugas-tugas besar di masa depan. Bukan sekedar demi profesi, tapi menjadi ibu yang menginspirasi.


Menjadi ibu adalah tugas yang tak bisa diremehkan. Itulah kenapa Islam sangat memuliakan posisi ibu sedemikian tinggi. Tidak hanya mencetak prestasi, Tapi juga mencetak hebatnya generasi.
Buat para wanita bergelar sarjana yang pada akhirnya memilih fokus untuk menjadi ibu rumah tangga, atau para wanita bergelar sarjana yang sedang bingung mau tetap berkarir atau tidak jangan bimbang, pilihan melepas karirmu lalu fokus pada rumah taanggamu bukanlah ssebuah pilihan yang buruk.
Yang hebat itu adalah wanita bergelar sarjana tapi malah milih jadi ibu rumah tangga. Bukan wanita yang selalu bisa berkarir meski dirinya merupakan seorang ibu rumah tangga.

Banggalah Kamu Yang Bisa Menjadi Ibu Rumah Tangga, Sebab Tidak Semua Wanita Yang Bisa Berkarir Bisa Memutuskan Untuk Melepaskan Karirnya

Banggalah kamu yang bisa memutuskan untuk meenjadi ibu rumah tangga, banggalah kamu yang bisa melepas karirmu saat kamu menempati puncak kesuksesanmu hanya demi memilih merawat dan mengurus suami dan anak-ananya. Sebagian wanita karir diluar sana hanya bisa pasrah karena tak bisa menjadi ibu rumah tangga karena mereka masih belum bisa melepas karirnya.
Jangan Takut Sama Pertanyaan “Ngapain Kuliah Susah Susah Kalau Akhirnya Cuma Tinggal Di Rumah?”

Jangan malu sama cibiran orang ngapain dulu kuliah tinggi-tinggi dan mahal-mahal, kalau ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga juga. Kamu perlu tau bahwa menjadi ibu rumah tangga itu juga perlu memiliki pendidikan tingga, karena akan mengajari anak-anakmu.

Ingat ibu yang cerdas juga akan melahirkan anak-anak yang cerdas. Emang kamu mau anakmu menjadi orang bodoh enggakkan. Makanya sekolah setinggi-tingginya, ilmumu tetep gak sia-sia meski kamu hanya bisa menjadi ibu rumah tangga.
Gelar Sarjanamu Tidak Sia-Sia Meski Kamu Memutuskan Sepenuhnya Menjadi Ibu Rumah Tangga
Gelar sarjanamu tidak akan langsung menjadi sia-sia hanya karena kamu memutuskan untuk sepenuhnya jadi ibu rumah tangga. Menjadi ibu atau istri memang tidak butuh ijazah kayak ngelamar kerjaan, tapi menjadi ibu yang baik kamu butuh punya pengetahuan yang luas. Karenanya jelas bukan gelarm itu tidak sia-sia.

Sarjana Yang Memilih Profesi Ibu Rumah Tangga Itu Memang Luar Biasa, Saat Dia Memiliki Kesempatan Untuk Berkarir Dia Malah Memilih Untuk Berbakti

Wanita bergelar sarjana yang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga itu sangat luar biasa dan hebat bahkan bisa dikatakan lebih hebat dari wanita yang sedang duduk di posisi direktur. Hebat rasanya bukan? lulusan sebuah universitas ternama, sudah bekerja disebuah perusahaan yang besar serta memiliki gaji puluhan atau ratusan juta pertahun tapi malah milih menjadi ibu rumah tangga. Dia lebih memilih untuk berbakti ketimabang berkarir, dia sedang ingin menikmati indahnya surga dunia namun tetap menginginkan syurga setelah kematian.

Rasanya Memang Eman Bukan? Bila Mengingat Perjuanganmu Untuk Bisa Dapat IPK Tinggi Tapi Ujung-Ujungnya Ngurus Anak

Rasanya emang eman bila mengingat masa-masa kulaih bagaimana usaha kita untuk bisa mendapatkan IPK yang tinggi, dibuat rempong ngurus skripsi sama dosen yang kadang malah bikin ribet tapi pas lulus malah jadi ibu rumah tangga.

Kalau dipikir-pikir emang eman tapi bukankah kebersamaan bersama anak-anak, mendidiknya, menemani pertumbuhannya itu lebih eman. Bikin anak, melahirkan, serta membesarkannya menjadi anak yang tumbuh cerdas dan normal itu susah lo. Lebih susa dan ribet dari cuma bikin skripsi, prestasi yang kita dapatkan dibangku pendidikan.

Waktu Yang Dihabiskan Bersama Keluarga Tak Pernah Ada Yang Sia-Sia, Semua Bergantung Prioritasmu

Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia jika waktmu itu dihabiskan untuk bersama keluarga, merawat suami. Dan ketika kamu memutuskan untuk fokus pada keluargamu saat itu kamu memutuskan untuk menjadi wanita yang sesungguhnya.

Menjadi wanita yang menjadi istri bagi suaminya dan menjadi ibu bagi anak-anaknya. Kalau kamu memprioritaskan keluargamu pasti kamu tidak akan pernah merasa waktumu terbuang sia-sia.


Ada cerita, seorang lelaki dengan tulus menggendong ibunya yang lumpuh. Ia memandikan, menyuapi makan, menyucikan dari hadas. Ia ikhlas melakukan itu semua demi bakti seorang anak kepada ibunya. Entah apa yang membuat pemuda itu bertanya kepada Umar bin Khattab dengan pertanyaan seperti ini, "Apakah pengabdianku sudah cukup untuk membalas budi ibuku?"

Jawaban dari Umar sangat mengejutkan, "Tidak, tidak cukup! Karena kau melakukan semua itu sembari menunggu kematiannya. Sementara ibumu, merawatmu sembari mengharap kehidupanmu.
Ayah dan Bunda. Dua manusia keramat yang sangat dimuliakan oleh Allah. Bahkan tak jarang bakti kepada kedua orang tua ditempatkan usai perintah ibadah kepada Allah.

Ibu merupakan manusia keramat yang sangat dimuliakan-Nya. Budi dan kasihnnya tak akan pernah terbalas. Doa seorang ibu adalah kalimat sakti bagi anak-anaknya. Ya benar, doa orangtua tak boleh terabai. Tatkala kau mencium tangan ibu lantas kau ucapkan permintaan," Bu, doakan aku agar segera meraih hajatku." Lalu ibumu mengelus kepalamu sambil mengucapkan doa," Iya, nak. Ibu doa kan semoga hajat baikmu segera terwujud." Yakinlah malaikat-malaikat akan berbondong mempersiapkan diri, semesta pun mempersiapkan diri. Mereka siap menerima perintah Tuhan untuk mendekatkanmu pada suksesmu.

Masihkah kau meremehkan tugas agung itu? Tak inginkah kau menduduki posisi istimewa itu? Menjadi ibu rumah tangga adalah pilihan yang harus dihormati. Ia tak kalah mulia dibanding para pekerja. Tak kalah hebat dibanding wanita karir.

 Sumber : duapah.com dan inspirasi pagi fanpage

Thursday 17 August 2017

Jadikan Lelah Menjadi Lillah, InsyaAllah Berkah


Semua orang pasti pernah merasakan yang namanya Lelah, bahkan sampai Lelaaah Sekali. Hingga sampai membuatmu menangis mau curhat sama siapa, mau bersandar sama siapa karena memang keadaannya tidak menemukan tempat bersandar dan tak ada waktu luang untuk istirahat. Namun, Kondisi seperti inilah yang memaksa kamu buat maju dan terus maju menjadi pribadi yang lebih baik.

Mungkin sabar dan terus berdoa kepada Allah yang bisa kamu lakukan disaat rasa itu semoga Lelah Itupun Menjadi Lillah InsyaAllah Berkah

Ubah Kata Lelah Itu Menjadi Lillah Agar menjadi lebih berkah karena Allah SWT menyukai hamba Nya yang pekerja keras namun tetap taat Kepada Nya


Saat kita melakukan banyak hal, mungkin tubuh kita tak selalu kuat untuk melakukannya. Kelelahan yang hadir semoga dinilai kebaikan, jika kita melakukkannya karena Allah Ta’ala.
Karena selelah apapun kondisi kita dalam melakukan kebaikan, ketika lelah itu karena Lillahi Ta’ala, maka Allah lah yang akan menilai dan membalasnya dengan kebaikan.
Semoga niat dari hati kita selalu Allah jaga dan diluruskan hanya untuk menuju-Nya. Tiada harapan selain berharap hanya Pada-Nya.