Selamat Datang Sahabat Cemerlang

Rumah Belajar Cemerlang

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rumah Belajar Cemerlang

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rumah Belajar Cemerlang

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rumah Belajar Cemerlang

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rumah Belajar Cemerlang

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Thursday 29 December 2016

Seperti Udara, Tak Tampak Namun Selalu Ada Itulah Kasih Sayang Ibu

Kasihmu ibu sepanjang masa...
Seperti udara kasih yang kau berikan, tak mampu ku membalas.. ibu.. ibu

Meskipun Hari Ibu telah lewat beberapa hari lalu, entah kenapa tiba-tiba selalu terpikirkan tentang ibu yang sekarang lagi dirumah.

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintangan untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah penuh nanah
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...ibu...ibu....
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu


Ketulusan dan kebaikan ibunda kepada anak-anaknya memang tak ternilai harganya, dan tak ada satupun yang bisa menggantikannya. Inilah yang membuat semua orang sulit mengungkapkan rasa cinta kepada sang bunda dengan kata-kata.

Jasa dan pengorbanan ibu sangat besar, jika disuruh berpikir dan menjelaskan sosok ibu kebanyakan orang akan kesulitan karena arti ibu sangat besar bagi mereka.

Cinta ibu Seperti Udara, Tak Tampak Namun Selalu Ada setiap saat dan setiap waktu. Bersyukurlah memiliki ibu yang bekerja keras untukmu tanpa pamrih sedikitpun.

Ibu tidak kenal yang namanya lelah untuk anak-anaknya apalagi mengeluh. Mulai dari masak, menyiapkan sarapan sarapan, antar jemput sekolah waktu kecil, padahal ia kerja juga. Itulah yang membuat semua orang menjadikan sang ibunda menjadi cinta pertama dalam hidupnya.

Masih ingatkah kala kita kecil??

Ketika lapar, tangan ibu yang menyuapi
Ketika haus, ibu yang memberi minuman
Ketika kita menangis, tangan ibu yang mengusap air mata
Ketika gembira, tangan ibu yang selalu menadah penuh syukur, memeluk kita erat dengan deraian air mata bahagia
Ketika kita mandi, tangan ibu yang meratakan air keseluruh tubuh, membersihkan segala kotoran dibadan.
Ketika dilanda masalah, tangan ibu yang pertama membelai duka sambil berkata sabar ya nak, sabar ya sayang

Tapi...

Ketika kita sudah dewasa, apa yang kita lakukan?
Kita selalu membentaknya, selalu membantahnya, selalu membuatnya kecewa hingga berlinang air matanya

Ketika ibu sudah tua dan kelaparan, tiada tangan dari anak yang menyuapi
Dengan tangan yang gemetar, ibu menyuapkan sendiri makanan ke mulutnya sambil berlinang air matanya
Ketika ibu sakit, dimana tangan anak yang ibu harapkan selalu memeluk erat dan menemani

Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia


Semoga kasih & sayang kita kepada Ibu pun sepanjang masa
Love You Mom..
Teruntukmu wahai Ibunda tersayang dan tercinta
dari anakmu yang belum bisa membahagiakanmu

Tuesday 27 December 2016

Selamat Ulang Tahun, Berkah Umurnya serta Barokah

 
Hari ini,
hari yang kau tunggu
Bertambah satu tahun, usiamu,
Bahagialah slalu
Yang kuberi, bukan jam dan cincin
Bukan seikat bunga, atau puisi,
Juga kalung hati
Maaf, bukannya pelit,
Atau nggak mau bermodal dikit
Yang ingin aku, beri padamu
Do'a s'tulus hati ...
Smoga Tuhan, melindungi kamu
Serta tercapai semua angan dan cita citamu
Mudah mudahan diberi umur panjang
Sehat selama lamanya..

Berkah umurnya
Berkah umurnya
Berkah umurnya
Serta Barokah
Serta Barokah
Serta Barokah

Kertas yang dahulu putih,
kini semakin penuh dengan cerita,
Memang dalam cerita ada coretan…
Coretan tersebut akan menjadi sebuah pengalaman yang indah
Manakala tertulis dengan sebuah ketulusan
Yang mana ketulusan akan menjadikan hal yang tak bisa terlupakan
Memang coretan itu akan mengubah cerita namun semoga tidak mengubah makna,

Semoga sehat selalu…
Berkah umurnya serta barokah

Semoga dengan bertambahnya usia, semakin sempurna iman dan akhlakmu...
Di hari yang sangat istimewa ini, ku panjatkan do'a...
Agar senantiasa Allah memberikan segala yang terbaik untukmu
Allah memberikan keberkahan dalam setiap langkahmu ke depan
Allah memberikan berkahnya dan hari ini merupakan titik awal kesuksesanmu
Bertambahnya usia semoga manjadikan langkahmu semakin ringan untuk beribadah,
Kebahagiaan untukmu selalu tercurah,
dan Allah menjadikanmu insan yang mulia penuh berkah
Amiin
Selamat ulang tahun yaaa...
Berkah umurnya
Berkah umurnya
Berkah umurnya
Serta Barokah
Serta Barokah
Serta Barokah

28 Desember
Wish You All The Best

Friday 16 December 2016

Nikmat Mana Lagi Yang Kamu Dustakan???


Berapa harga oksigen kala seseorang berada dirumah sakit? Pastinya mahal, tak terhitung biaya yang bisa dikeluarkan. Tapi kala kita sehat kita menghirup udara secara gratisan yang telah Tuhan sediakan di alam ini.

Berapa harga seseorang transpalasi jantung ? pasti kisaran 50.000 sampai 100.000 saja, namun dalam hitungan dolar Amerika. Terkadang, kita sebagai manusia merasa tidak puas dengan apa yang telah Tuhan  berikan kepada kita di kala kita sehat.

Kala kita melihat seseorang  saudara yang menderita penyakit menahun, langka dan sulit disembuhkan, membawa kita untuk menemukan pemahaman bahwa hidup tidaklah semulus dan sesederhana yang selama ini dirasakan.

Bukan sekedar tidur, bangun, makan, bekerja, bermain dan tidur lagi. Namun, timbul perasaan bersyukur bahwa hidup yang telah dianugerahkan ternyata masih lebih baik. Setidaknya dalam satu dua hal, dibandingkan hidup yang harus dijalani oleh orang lain yang sepanjang hidupnya bergulat mencari kesembuhan dan berjuang untuk bertahan hidup.

Rasa sakit demi sakit yang selalu mereka rasakan yang disertai oleh kecemasan dan ketakutan akan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Ajal, kematian menghantui dan tak bisa melanjutkan hidupnya lagi.

Sejenak kala kita merenungkan hidup ini, Tuhan (Allah) telah mengingatkan manusia dalam firmannya yang suci yang berbunyi:,
 "Lalu nikmat mana lagi yang kamu dustakan?"

Tak ada satupun yang tahu kapan ajal menjemput, apalagi Sang Malaikat Pencabut Nyawa itu selalu dan selalu menghampiri kita setiap saat, dan siap mencabut nyawa kita setiap waktu.

Hormati dan hargai, lalu syukurilah semua yang telah Dia berikan dalam kehidupan kita.

Sebenarnya itulah yang ingin diteriakkan setiap sel-sel dalam tubuh manusia yang setiap detik bekerja sesuai fungsi dan tugasnya. Berusahalah selagi masih baik, berupayalah untuk sehat selama masih sehat dan berdoalah agar baik dan sehatpun selalu dialami oleh setiap sel yang ada di dalam tubuh ini.

Membuat seluruh sel – sel tubuh untuk selalu sehat, mungkin adalah sebuah keniscayaan. Tapi, memastikan kita menjaga seluruh sel tubuh selalu baik dan sehat untuk selamanya adalah sebuah kewajiban setiap manusia.
Bersyukur atas segala yang diberi, apapun yang telah, sedang dan akan terjadi adalah sebuah jalan mencari keseimbangan. Karena sakit dan sehat, hidup dan mati, adalah kodrat Tuhan dalam menyeimbangkan kehidupan. Sekaligus pengingat bahwa tiada yang selamanya kecuali diri-Nya.

 Yang perlu kita lakukan Adalah melakukan hal yang terbaik dan selalu menjadi lebih baik dari hari kehari,
"Barangsiapa yang harinya (hari ini) lebih baik dari sebelumnya, maka ia termasuk orang yang beruntung, barangsiapa yang hari ini sama seperti hari sebelumnya, maka ia termasuk orang yang merugi, dan barangsiapa yang hari ini lebih jelek dari hari sebelumnya, maka ia tergolong orang-orang yang terlaknat"
Mungkin sebuah lirik lagu ini bisa kita renungkan...
Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan yang beriman dan beramal sholeh
Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan nasehat kepada kebenaran dan kesabaran
Gunakan kesempatan yang masih diberi moga kita takkan menyesal
Masa usia kita jangan disiakan kerna ia takkan kembali
Ingat lima perkara sebelum lima perkara
Sehat sebelum sakit
Muda sebelum tua
Kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati
(Ingat lima perkara sebelum lima perkara)
(Ingat lima perkara sebelum lima perkara)
Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan yang beriman dan beramal sholeh
Gunakan kesempatan yang masih diberi moga kita takkan menyesal
Masa usia kita jangan disiakan kerna ia takkan kembali

Selalu bersyukur adalah kunci kebahagiaan, berusaha lebih baik dari waktu ke waktu adalah kunci kesuksesan.  Nikmat Mana Lagi Yang Kamu Dustakan???

Semoga bermanfaat

Tuesday 13 December 2016

Saking Cintanya, Yahudi Ini Wafat di Makam Rasul

HARI Sabat, atau hari sabtu saat ini, adalah hari besar dimana para pengikuti ajaran Nabi Musa AS (yang kini dikenal sebagai kaum Yahudi) dilarang melakukan aktivitas apapun kecuali untuk beribadah, berzikir atau mempelajari kitab Taurat.

Suatu ketika, seorang lelaki Yahudi yang tinggal di Syam mengisi hari sabatnya untuk mempelajari kitab Taurat. Ia menemukan dalam Taurat tersebut ayat-ayat yang menyebutkan tentang sifat dan keadaan Nabi Muhammad SAW, Nabi yang diramalkan akan turun sebagai penutup para Nabi-nabi, sebanyak empat halaman. Ia segera memotong empat halaman Taurat tersebut dan membakarnya.

Saat itu memang Nabi SAW telah diutus dan telah tinggal di Madinah. Sementara itu, beberapa orang pemuka dan pendeta Yahudi telah melakukan “indoktrinasi” kepada jemaahnya bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang pendusta. Jika ditemukan sifat dan cerita tentang dirinya dalam Taurat, mereka harus memotong dan membakarnya karena itu merupakan ayat-ayat tambahan dalam Taurat yang tidak benar. Lelaki Yahudidari Syam tersebut adalah satu anggota jemaah sekte ini.

Pada hari sabtu berikutnya, ia juga mengisi harinya dengan melakukan kajian terhadap Taurat, dan ia menemukan delapan halaman yang menyebutkan tentang keadaan dan sifat-sifat Nabi SAW. Seperti kejadian sebelumnya, ia memotong delapan halaman tersebut dan membakarnya.

Pada hari Sabtu berikutnya lagi, ia masih melakukan kajian terhadap Taurat, dan kali ini ia menemukan hal yang sama, bahkan ditambah dengan cerita tentang beberapa orang sahabat di sekitar beliau, dan ia menemukannya dalam 12 halaman. Kali ini ia tidak langsung memotongnya, tetapi ia berpikir dan berkata dalam hatinya, “Jika aku selalu memotong bagian seperti ini, bisa-bisa Taurat ini seluruhnya akan menyebutkan tentang sifat-sifat dan keadaan Muhammad..!!”

Tentu kita tidak tahu pasti, apakah memang kandungan Taurat seperti itu? Atau memang Allah SWT telah menggiring lelaki Yahudi kepada hidayah-Nya, sehingga setiap kali dipotong, akan muncul secara ajaib (mu’jizat) pada halaman lainnya, lebih banyak dan lebih lengkap tentang keadaan Nabi Muhammad SAW.

Tetapi, tiga kali pengalaman kajiannya tersebut telah memunculkan rasa penasaran dan keingintahuannya yang besar kepada Nabi SAW. Bahkan dengan tiga kali kajiannya tersebut, seakan-akan sifat-sifat dan keadaan beliau telah lekat di kepalanya, dan seperti mengenal beliau sangat akrab. Ia datang kepada kawan-kawan Yahudinya dan berkata,

“Siapakah Muhammad ini?”

“Ia seorang pembohong besar (yang tinggal di Madinah),” kata salah seorang temannya, “Lebih baik engkau tidak melihatnya, dan dia tidak perlu melihat engkau!!”

Tetapi lelaki Yahudi yang telah “melihat” dengan “ilmul yakin” tentang keadaan Nabi SAW ini, tampaknya tidak mudah begitu saja dipengaruhi teman-temannya. Seakan ada kerinduan menggumpal kepada sosok Muhammad yang belum pernah dikenal dan ditemuinya itu. Kerinduan yang memunculkan kegelisahan, yang tidak akan bisa hilang kecuali bertemu langsung dengan sosok imajinasi dalam pikirannya tersebut. Ia berkata dengan tegas, “Demi kebenaran Taurat (yang diturunkan kepada) Musa, janganlah kalian menghalangi aku untuk mengunjungi Muhammad!!”

Dengan tekad yang begitu kuatnya, mereka-pun tak mampu lagi menghalangi langkahnya untuk bertemu dengan Nabi SAW di Madinah. Lelaki Yahudi ini mempersiapkan kendaraan dan perbekalannya dan langsung memacunya mengarungi padang pasir tanpa menunda-nundanya lagi. Beberapa hari berjalan, siang dan malam terus saja berjalan, hingga akhirnya ia memasuki kota Madinah.

Orang pertama yang bertemu dengannya adalah Sahabat Salman al Farisi. Karena Salman berwajah tampan, dan mirip gambaran yang diperolehnya dalam Taurat, ia berkata, “Apakah engkau Muhammad?”

Salman tidak segera menjawab, bahkan segera saja ia menangis mendapat pertanyaan tersebut, sehingga membuat lelaki Yahudi ini terheran-heran. Kemudian Salman berkata, “Saya adalah pesuruhnya!”

Memang, hari itu telah tiga hari Nabi SAW wafat dan jenazah beliau baru dimakamkan kemarinnya, sehingga pertanyaan seperti itu mengingatkannya kepada beliau dan membuat Salman menangis. Kemudian lelaki Yahudi itu berkata, “Dimanakah Muhammad?”

Salman berpikir cepat, kalau ia berkata jujur bahwa Nabi SAW telah wafat, mungkin lelaki ini akan pulang, tetapi kalau ia berkata masih hidup, maka ia berbohong. Maka Salman-pun berkata, “Marilah aku antar engkau kepada sahabat-sahabat beliau!”

Salman membawa lelaki Yahudi tersebut ke masjid, di sana para sahabat tengah berkumpul dalam keadaan sedih. Ketika tiba di pintu masjid, lelaki Yahudi ini berseru agak keras, “Assalamu’alaika, ya Muhammad!”

Ia mengira Nabi SAW ada di antara kumpulan para sahabat tersebut, tetapi sekali lagi ia melihat reaksi yang mengherankan. Beberapa orang pecah tangisnya, beberapa lainnya makin sesenggukan dan kesedihan makin meliputi wajah-wajah mereka. Salah seorang sahabat berkata, “Wahai orang asing, siapakah engkau ini? Sungguh engkau telah memperbaharui luka hati kami! Apakah kamu belum tahu bahwa beliau telah wafat tiga hari yang lalu?”

Seketika lelaki Yahudi tersebut berteriak penuh kesedihan, “Betapa sedih hariku, betapa sia-sia perjalananku! Aduhai, andai saja ibuku tidak pernah melahirkan aku, andai saja aku tidak pernah membaca Taurat dan mengkajinya, andai saja dalam membaca dan mengkaji Taurat aku tidak pernah menemukan ayat-ayat yang menyebutkan sifat-sifat dan keadaannya, andai saja aku bertemu dengannya setelah aku menemukan ayat-ayat Taurat tersebut.(tentu tidak akan sesedih ini keadaanku)!”

Lelaki Yahudi tersebut menangis tersedu, tenggelam dalam kesedihannya sendiri. Seakan seperti teringat sesuatu, tiba-tiba ia berkata, “Apakah Ali berada di sini, sehingga ia bisa menyebutkan sifat-sifatnya kepadaku!”

“Ada,” Kata Ali bin Abi Thalib sambil mendekat kepada lelaki Yahudi tersebut.

“Aku menemukan namamu tercantum dalam kitab Taurat bersama Muhammad, tolong engkau ceritakan padaku ciri-ciri beliau!”

Ali bin Abi Thalib berkata, “Rasulullah SAW itu tidak tinggi dan tidak pendek, kepalanya bulat, dahinya lebar, kedua matanya tajam, kedua alisnya tebal. Bila beliau tertawa, keluar cahaya dari sela-sela giginya, dadanya berbulu, telapak tangannya berisi, telapak kakinya cekung, lebar langkahnya, dan di antara dua belikat beliau ada tanda khatamun nubuwwah!!”

“Engkau benar, wahai Ali,” Kata lelaki Yahudi tersebut, “Seperti itulah ciri-ciri Nabi Muhammad yang disebutkan dalam Kitab Taurat. Apakah masih ada sisa baju beliau sehingga aku bisa menciumnya?”

“Ada!” Kata Ali, kemudian ia meminta tolong kepada Salman untuk mengambil jubah beliau yang disimpan Fathimah az Zahrah, istrinya dan putri kesayangan Nabi SAW.

Salman segera bangkit menuju tempat kediaman Fathimah. Di depan pintu rumahnya, ia mendengar tangisan Hasan dan Husain, cucu kecintaan Rasulullah SAW. Sambil mengetuk pintu, Salman berkata, “Wahai tempat kebanggaan para nabi, wahai tempat hiasan para wali!!”

“Siapakah yang mengetuk pintu orang yatim!” Fathimah menyahut dari dalam.

“Saya, Salman” Kata Salman, kemudian ia menyebutkan maksud kedatangannya sesuai yang dipesankan oleh Ali.

“Siapakah yang akan memakai jubah ayahku?” Kata Fathimah sambil menangis.

Salman menceritakan peristiwa berkaitan dengan lelaki Yahudi tersebut, lalu Fathimah mengeluarkan jubah Rasulullah SAW, yang terdapat tujuh tambalan dengan tali serat kurma, dan menyerahkannya kepada Salman. Ia membawa jubah tersebut ke masjid dan menyerahkannya kepada Ali. Ali menerima jubah tersebut dan menciumnya, sembab matanya karena haru dan tangis. Jubah Rasulullah SAW tersebut beredar dari satu sahabat ke sahabat lainnya yang hadir, mereka menciumnya dan banyak yang menangis karena haru dan rindu kepada Nabi SAW, dan terakhir jatuh ke tangan lelaki Yahudi tersebut.

Lelaki Yahudi ini mencium dan mendekap erat jubah Nabi SAW dan berkata, “Betapa harumnya jubah ini!!”

Dengan tetap mendekap jubah tersebut, lelaki Yahudi ini mendekat ke makam Rasulullah SAW, kemudian menengadahkan kepalanya ke langit dan berkata, “Wahai Tuhanku, saya bersaksi bahwa Engkau adalah Zat yang Esa, Tunggal dan tempat bergantung (Ash Shomad). Dan saya bersaksi bahwa orang yang berada di kubur ini adalah Rasul-Mu dan kekasih-Mu. Saya membenarkan segala apa yang ia ajarkan! Wahai Allah, jika Engkau menerima keislamanku, maka cabutlah nyawaku sekarang juga..!!”

Tak lama kemudian lelaki Yahudi tersebut terkulai jatuh dan meninggal dunia. Ali dan para sahabat lainnya segera memandikan dan mengurus jenazah lelaki Yahudi, yang telah menjadi muslim tersebut, dan memakamkannya di Baqi’.

Lelaki Yahudi ini bukanlah termasuk sahabat Nabi SAW, tetapi kecintaan dan kerinduannya kepada Nabi SAW tak kalah dengan para sahabat lainnya, walau ia belum pernah bertemu langsung dengan beliau. Pantaslah kalau ia dimakamkan di Baqi’ disandingkan dengan para sahabat beliau lainnya. []

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2344487/saking-cintanya-yahudi-ini-wafat-di-makam-rasul#sthash.YfZv77r6.dpuf


Sumber: porsiwp.eumroh.com