Selamat Datang Sahabat Cemerlang

Thursday 29 December 2016

Seperti Udara, Tak Tampak Namun Selalu Ada Itulah Kasih Sayang Ibu

Kasihmu ibu sepanjang masa...
Seperti udara kasih yang kau berikan, tak mampu ku membalas.. ibu.. ibu

Meskipun Hari Ibu telah lewat beberapa hari lalu, entah kenapa tiba-tiba selalu terpikirkan tentang ibu yang sekarang lagi dirumah.

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintangan untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah penuh nanah
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...ibu...ibu....
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu


Ketulusan dan kebaikan ibunda kepada anak-anaknya memang tak ternilai harganya, dan tak ada satupun yang bisa menggantikannya. Inilah yang membuat semua orang sulit mengungkapkan rasa cinta kepada sang bunda dengan kata-kata.

Jasa dan pengorbanan ibu sangat besar, jika disuruh berpikir dan menjelaskan sosok ibu kebanyakan orang akan kesulitan karena arti ibu sangat besar bagi mereka.

Cinta ibu Seperti Udara, Tak Tampak Namun Selalu Ada setiap saat dan setiap waktu. Bersyukurlah memiliki ibu yang bekerja keras untukmu tanpa pamrih sedikitpun.

Ibu tidak kenal yang namanya lelah untuk anak-anaknya apalagi mengeluh. Mulai dari masak, menyiapkan sarapan sarapan, antar jemput sekolah waktu kecil, padahal ia kerja juga. Itulah yang membuat semua orang menjadikan sang ibunda menjadi cinta pertama dalam hidupnya.

Masih ingatkah kala kita kecil??

Ketika lapar, tangan ibu yang menyuapi
Ketika haus, ibu yang memberi minuman
Ketika kita menangis, tangan ibu yang mengusap air mata
Ketika gembira, tangan ibu yang selalu menadah penuh syukur, memeluk kita erat dengan deraian air mata bahagia
Ketika kita mandi, tangan ibu yang meratakan air keseluruh tubuh, membersihkan segala kotoran dibadan.
Ketika dilanda masalah, tangan ibu yang pertama membelai duka sambil berkata sabar ya nak, sabar ya sayang

Tapi...

Ketika kita sudah dewasa, apa yang kita lakukan?
Kita selalu membentaknya, selalu membantahnya, selalu membuatnya kecewa hingga berlinang air matanya

Ketika ibu sudah tua dan kelaparan, tiada tangan dari anak yang menyuapi
Dengan tangan yang gemetar, ibu menyuapkan sendiri makanan ke mulutnya sambil berlinang air matanya
Ketika ibu sakit, dimana tangan anak yang ibu harapkan selalu memeluk erat dan menemani

Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia


Semoga kasih & sayang kita kepada Ibu pun sepanjang masa
Love You Mom..
Teruntukmu wahai Ibunda tersayang dan tercinta
dari anakmu yang belum bisa membahagiakanmu

0 komentar:

Post a Comment