Selamat Datang Sahabat Cemerlang

Sunday 15 January 2017

Gubernur Bali malu ada anak mau sekolah bertaruh nyawa lewati sungai

Siswa SDN 5 Ringdikit, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali harus berjuang melewati arus sungai yang deras demi mengeyam pendidikan. Hal ini membuat sejumlah pihak prihatin, termasuk Gubernur Bali Made Mangku Pastika.

Pastikan menyaksikan langsung melihat kebenaran kabar tersebut dengan meninjau ke lokasi, Minggu (15/1) saat anak-anak pulang sekolah usai mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.

Pastika tidak menyangka, karena sudah dua periode menjabat sebagai Gubernur Bali, tetapi tidak satupun dari aparatur setingkat Desa, Camat hingga Dinas Pendidikan, melaporkan hal itu.
anak sekolah di Bali pergi sekolah seberangi sungai 2017

Bahkan begitu tiba di lokasi, Pastika menyaksikan bahayanya anak-anak menyeberang dengan hanya berpegangan seutas tali yang mengambang sembari menenteng tas dan sepatunya.

"Ya ampun, ternyata masih ada seperti ini, ini memprihatinkan. Malu sebagi pemimpin," ucap Pastika saat melihat anak-anak itu melintas.

Yang membuat Pastika sejenak menutupkan mata, ketika mendengar cerita bahwa kondisi ini sudah dijalankan sejak tahun 1984 pasca SDN 5 Ringdikit berdiri. Mereka pun nekat, mempertaruhkan nyawa dengan melintasi sungai, hanya untuk bisa mengejar pendidikan setinggi-tingginya.
anak sekolah di Bali pergi sekolah seberangi sungai 2017
Kondisi ini mereka alami, karena tidak adanya akses menuju ke sekolah mereka. Untuk bisa menuju sekolah, mereka harus memutar arah jalan menuju ke jalan raya, dengan waktu 30 menit menuju ke sekolah, itupun harus mengendarai kendaraan. sehingga, satu-satunya akses hanya dengan menyeberangi sungai yang di atas bendungan irigasi.

"Ini sudah lama terjadi bahkan bertahun-tahun, kenapa malah dibiarkan? Kalau anak-anak ini hanyut siapa yang tanggung jawab? Yang bertanggung jawab pertama Prajuru Desa, karena tidak peduli warganya. Kasihan anak-anak ini, demi untuk bisa sekolah," kata Pastika di hadapan para warga yang mengrumuninya.

Saat itu Gubernur langsung memerintahkan jajarannya agar dibuatkan jembatan sementara dari kayu. Sebab, sungai merupakan kewenangan dari Pusat melalui Balai Wilayah Sungai (BWS), dan bantuan itu menurut Pastika, sangat lama.

"Nunggu orang hanyut dulu ada korban jiwa, baru pusat bantu. Itu lama, saya minta sementara jembatan pakai kayu dulu, agar anak-anak aman. Saya minta minggu depan, sudah tidak ada anak-anak nyeberang lagi seperti ini, sudah ada jembatan. Utamakan itu," tegas Pastika menginstruksikan.


repost https://www.merdeka.com/peristiwa/gubernur-bali-malu-ada-anak-mau-sekolah-bertaruh-nyawa-lewati-sungai.html

0 komentar:

Post a Comment